Lanjut ke konten

Yang Muda Yang Setia

September 3, 2010

Sore itu, Selasa (31/8) saya baru keluar dari mall terbesar di kota ini. Apalagi? Ngabuburit dong! Ngabuburit kali ini memanfaatkan internet gratis di food court dan menonton film disana. Rasanya enggan meninggalkan kesejukan bangunan berkubah tersebut di tengah panasnya udara Tasik saat itu. Lalu saya menangkap suara riuh tetabuhan perkusi berpadu dengan alat musik tradisional sunda, yang sudah jarang sekali terdengar.  Saya girang bukan main, iramanya membuat siapa pun bersemangat menyebabkan saya bergegas mendekat pada asal suara . Terkejut! Karena ternyata yang memainkan alat-alat musik tersebut bukanlah orang-orang dewasa berambut gondrong dan bertampang seniman seperti yang saya bayangkan, melainkan remaja-remaja berwajah imut berusia sekitar lima belasan. Tentu saja membangkitkan ketakjuban dan rasa penasaran.

Anak-anak Teater Tangga beraksi di tengah orang-orang yang keluar masuk Mall terbesar di Tasikmalaya

Baca selengkapnya…

Ma Yan: Hadiah Ramadhan yang Terlupakan

Agustus 30, 2010

"Perjuangan dan mimpi gadis kecil di pedalaman China untuk meraih pendidikan" Novel oleh Sanie B. Kuncoro, penerbit Penerbit Bintang.

…Masakan Ibu senantiasa terasa lezat. Entah mengapa bisa seenak itu bagi lidahku walaupun masakan itu seringkali hanya berupa sayur kubis berbumbu bawang dan garam. Barangkali itu karena Ibu memasaknya dengan sepenuh hati, sehingga kasih sayang di dalam dirinya kepada kami terbawa dalam ramuan bumbu pada pada setiap masakannya, dan menciptakan kelezatan yang tak tertandingi bagi lidah kami… Baca selengkapnya…

Mengawali Tasikmalaya Yang Seru dari Perpustakaan Soca

Maret 12, 2010

Suasana Hangat di halaman Perpustakaan Rumah Soca

Satu-satunya yang tidak bersahabat di hari sabtu malam itu (6/3) hanya hujan! Mas Aci, Mas Ijal, dan Mas Danie Satrio dari Rosewood lantas menyanyikan manteranya : “Di Atas Awan”.  Rosewood bukanlah pawang hujan, namun dari panggung 2×3 meter di halaman depan Rumah Soca,  mereka membuat penonton  melupakan hujan dan bersenandung hangat.  Adalah lima lagu termasuk “Gak Mau Tahu” dan “Pencuri Hati” dari album terbaru mereka, “Taman Belakang”,  yang mereka antarkan kepada penonton yang asik duduk di teras,  maupun yang berkeliling melihat-lihat isi perpustakaan Soca.  Sekumpulan musisi yang memulai debutnya sejak tahun 2004 di dunia musik Indonesia ini,  yang juga  sempat melebarkan pengaruhnya ke Korea dan Singapura,  tampil di rangkaian acara launching Perpustakaan Rumah Soca,  mengobrol asyik tentang kenapa memakai kaos bertuliskan Enting-Enting,  alat musik yang mirip kotak semir,  dunia di atas awan,  dan kue khas Tasik.

Rosewood

Mas Aci, Mas Ijal, dan Mas Danie Tidak kalah Bawel dari Nunu sang host

Penampilan Tari Payung dari SMA Pasundan 2 Tasikmalaya

Barudak Gubuk Derita SMAN 4 Tasikmalaya, dengan musikalisasi puisinya

Barudak Gubuk Derita SMAN 4, Dengan Musikalisasi Puisinya

Berbagi bersama Mbak Prima

Sore harinya,  di ruang tengah Perpustakaan Rumah Soca,  Mbak Prima Rusdi duduk dikelilingi belasan anak-muda Tasikmalaya yang ingin berbincang mengenai kepenulisan dan Film. Prima Rusdi,  penulis skenario film AADC, menyempatkan diri datang ke Tasikmalaya untuk berbagi pengalamannya mengenai masa remaja, jurnalistik, media, keprihatinannya soal Bahasa Indonesia, dan sejarah. “Silakan baca sejarah, maka kalian akan sedih mengingat perjuangan mereka untuk Bahasa Indonesia”, refleksinya atas fenomena penggunaan Bahasa Indonesia yang dikacaukan oleh anak muda di era sekarang. “Ada sesuatu dengan kesepakatan para pemuda untuk menggunakan Bahasa Indonesia pada masa itu, kesetaraan. Kesetaraan adalah satu-satunya jalan agar Indonesia bisa merdeka.”

Mbak Prima Rusdi

Tak ingin kehilangan kesempatan, siswa-siswa SMA dan mahasiswa yang mengikuti sharing ini menghujani Mbak Prima, Penulis buku “1095 Hari Yang Ajaib” dan “Perjalanan Mata dan Hati”, dengan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah peserta dari Bandung, bertanya tentang trik-trik mengelola media, mengingat pengalaman Mbak Prima yang lumayan padat di media, termasuk di Radio, televisi, dan majalah. Di atas semuanya, Mbak Prima Rusdi menekankan pentingnya teman-teman untuk berproses: bukan dengan apa kita memulai, tapi seberapa lama kita bertahan. Yang ditanyakan pertama kali untuk berkarya, menurutnya, adalah bukan tentang cara mengedit film atau cara bertemu penerbit, tapi menemukan apa yang ingin disampaikan.

Ngobrol Seru, dipandu oleh Marlon

Perpustakaan Media

Rangkaian acara ini adalah ajang untuk mengenalkan sebuah “ruang” dimana teman-teman muda se-Tasikmalaya bisa mengakses 200-an buku dari mulai esai, buku cerita, sampai novel, 150 judul film beserta Bioskop Mini-nya, dan 200-an media cetak dari tahun 1980 hingga sekarang : Perpustakaan Rumah Soca.

Di tempat ini teman-teman bisa mengakses bacaan dari berbagai tema, sekaligus berkegiatan dalam berbagai bentuk. Salah satu menu yang ditawarkan oleh Soca Tasikmalaya adalah “Olangan Project”, dimana teman-teman bisa berkreasi dengan video, foto, tulisan, maupun membuat benda-benda atau alat-alat dengan cara dan gaya sendiri! Kegiatan tersebut bisa teman-teman nikmati dengan mendaftar menjadi anggota ataupun sukarelawan.

Perpustakaan ini ditujukan bagi teman-teman Tasikmalaya untuk mempelajari berbagai bentuk media, agar bisa cakap menggunakannya, sekaligus kritis dengan media yang ada saat ini. Perpustakaan Soca bisa di akses setiap hari dari pukul 14.00-17.00 secara gratis. Soca Tasikmalaya berharap bisa terus meramaikan Tasikmalaya dan dunia anak mudanya lewat perputakaan ini.

(rina.  foto : Michael Ady chandra W.)

Misbar : Meski Gerimis, Tidak Bubar!

Desember 13, 2009

menunggu

Sehabis adzan isya, sejumlah anak-anak telah duduk di tengah lapangan voli Dusun Citepus, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong (salah satu daerah yang terkena dampak gempa Tasikmalaya). Mereka melindungi diri dengan payung dan memegang senter sebagai alat penerang di lapangan yang gelap itu. Hujan rintik-rintik terus turun, tapi mereka  tidak beranjak juga dari tengah lapangan. Layar tancaplah yang mereka tunggu.  Mereka ingin melihat wajah dusun mereka di Video-video yang akan diputar  Sabtu malam itu (12/12).

Baca selengkapnya…

“Shopping” di OSPET Teater Tanah Tasikmalaya

Desember 7, 2009

“Labaik Allahuma Labaik..! Labaik Allahuma Labaik…!” teriak lantang Seorang gadis berpakaian putih-putih yang  mengacung-ngacungkan tasbih di  pingir jalan dekat Mayasari Plaza yang tengah ramai. Kejadian selanjutnya, seorang nenek-nenek penjual  mangga menghampiri si gadis dan mengelus-elus bahunya, mendoakan agar “si gila” in cepat naik haji.

Baca selengkapnya…

Rumah Kolam (video)

Desember 2, 2009

Judul       : Rumah Kolam

Durasi      : 3 menit

Pembuat : Riva dan Panji

lokasi       : Kampung Sukabhakti, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya

(klik gambar diatas untuk melihat video)

Cerita ini bermula dari penuturan Bu Yayah mengenai kolam yang dulu adalah tempat memelihara ikan. Kini, kolam tersebut terpaksa dijadikan tempat tinggal Ibu Yayah dan keluarganya

Data Gempa Tasikmalaya (video)

Desember 2, 2009

Sekilas data visual tentang dampak kerusakan gempa 7,3 tanggal 2 September di Kota Tasikmalaya

Durasi   : 3 menit

sumber : Pemkot Tasikmalaya

(klik gambar di samping untuk melihat video)

Tenda Berjamur Pun Jadi Pilihan Terakhir

November 25, 2009

“……kita harus mulai bekerja…..persoalan begitu menantang…..”
(Lagu Tiga, iwan fals)


Citepus – 25/11/09  Langkah gerah siang membawa sebuah pertanyaan yang sempat ditanyakan pada diri kita semua. Dan mungkin kita juga masih ingat akan bencana gempa yang melanda Tasikmalaya. Meski sudah hampir dua bulan berlalu, tapi kondisi di masyarakat korban gempa itu masih sangat mengkhawatirkan. Apakah kita sebagai makhluk sosial tak ada kepikiran untuk mencoba membantu meringankan beban mereka?
Baca selengkapnya…

Belajar Jamur Tiram di Rumah Soca

November 4, 2009

Jamur Tiram Panenan PertamaAda satu hal yang menyatukan tujuh belas orang yang berkumpul di Rumah soca waktu itu ( 23/10). Dari usia SMA sampai Bapak-Ibu, mereka duduk dan menyimak dengan seksama penjelasan Pak Hebo tentang bagaimana membudidayakan Jamur Tiram. Pak Hebo ditemani oleh Gandung, salah satu kawan dari Omah Opak Jogjakarta, yang ikut menjelaskan angkah-langkah dalam pembudidayaan, sambil sesekali menunjukkan alat peraga.

Baca selengkapnya…

Rumah Kedua (Video)

Oktober 31, 2009
Rumah KeduaJudul         : Rumah Kedua
Durasi       :  2:59
Pembuat  : Indah (17 th)
Lokasi       : Kampung Sukabhakti, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya (Salah satu daerah korban Gempa Tasikmalaya)

 

 

(Klik gambar diatas untuk melihat video ini)

 

Sebuah kamar bagi Indah ( 17 tahun) adalah “Rumah Kedua”, tempat yang selama ini membuatnya bebas dalam dunianya sendiri. Lalu datanglah gempa berkekuatan 7.3 SR di Kampung Sukabhakti, Tasikmalaya , membuatnya kehilangan semuanya.  Gempa  ini ternyata  membukakan  mata   Indah kepada  dunia luar dan banyak hal lagi yang selama ini dia lewatkan.

Apakah kita harus mengalami bencana yang sama supaya bisa membuka mata?